Selama Perjalanan, Tak Lama Kemudian (2)
Seorang pengatur lalu lintas kereta berlari, tiba-tiba kereta berhenti di jalurnya dan kepalaku...
Mulutku merasa ingin mengeluarkan muntah, di samping itu, di luar kereta seorang kakek tua muncul mengenakan celana pendek dengan sendal jepit di kakinya, ikut berlari ke depan arah kepala kereta, tapi dengan pelan, sangat pelan sampai ia memilih berjalan
Kereta pun masih belum berjalan, si kakek tadi tak pernah nampak lagi, apakah ia masuk di gerbong depan atau lari ke semak hutan, yang kebetulan kereta berhenti di sana
Pengatur lalu lintas kereta tadi muncul dan menepi, tampaknya kereta yang berlawanan arah lewat di sebelah kereta yang aku naiki
Ia, si pengatur itu kebasahan, di tepi rel kereta kehujunan, menggunakan mantel kantong plastik yang sobek pada bagian tubuhnya
Kereta menyuarakan tandanya, tampaknya pedih, kedip-kedip mata si pengatur karena hujan, ia memberi tanda, jalan, kereta berjalan akhirnya
Ia lalu duduk dengan tangan mengikat kedua lututnya, kami meninggalkannya, dalam hujan gerimis, saat ia selesai dengan apa yang harus dilakukannya, atau mungkin juga apa yang dipikirannya
Kami menuju, dan ia tetap duduk, terlihat kerikil menjadi main bagi tangannya, mengetuk-ngetuk bumi, kadang krikil dilemparnya ke kolong kereta
Sampai suatu saat permainan seperti itu selalu dimainkan dengan penuh kasihan...
Komentar
Posting Komentar