Biang Mabuk Kelabu

Kupelajari semua yang tersirat dan tidak di wajah bumi ini
Selalu kukabarkan dan evaluasi ditiap-tiap waktunya
Kurencanakan dan kupisahkan kebaikan yang nantinya diganggu oleh seonggok emas dan berlian kekhawatiran
Pastinya, aku tak kan tergoda dan menjadi rencana indah buatku merangkul hasil-hasil jerih yang singgah dahulu
“Sungguh !”
“Benar-benar lelah”
Hingga akhirnya kau berubah bak kepompong yang menjadi kupu-kupu
Semangat-semangat kugadaikan demi memberikan sesuatu hal yang bagiku layak untuk ditampilkan
Penghargaan tak ternilai kutunjukkan sepantasnya
Aku berkaca-kaca dengan meyakinkan diriku
“Aku pantas !”
“Sampai aku benar-benar goyah”
“Kulakukan”
“Kuulangi, terus kuulangi”
“Lagi dan lagi”
Tak ada bunyi dan tak bersuara
Hatiku menghentak logikaku
“Sudah cukup !”
Pertengahan waktu dunia ini kuhabiskan menjadi debu-debu dan kuambil kukembalikam kucicil gelora yang semangat yang membara dahulu
Aku berkeringat, mengucur menurun air di dahiku bersama kesia-siaan
Kutanamkan keyakinan yang nantinya subur tanpa kenangan kau dan penggalan-pengalan itu
“Maafkan ?”
Kau biang yang menggatalkan
Kau biang yang melumpuhkan
Kau biang yang mematikan
Biang yang memeriangkan, menggoyahkan dan mengerikan
“Sebab itu, kau selalu terngiang-ngiang”

Tanjungpinang, 12 Agustus 2015

Komentar

Postingan Populer