Menghentikan Malam dan Akal

aku berhentikan malam dengan mengenang
menulis puisi, tidak lagi membuatku senang
aku menggeliat, bergerak, dimana tempat yang tenang
buatku merasa harus tetap berjuang, sepanjang menantang
kemudian hari, alasan-alasanku menjadi tetap tertawa
membahasakan lekuk dan muram dari nama-nama
termasuk aku

aku menyimpulkan erangan di setiap jengkal
tiada tipu daya, apa lagi palsu yang meremehkan akal
yang dibilang malam milik semua orang nakal
sibuk bekerja, berpesta, mabuk, bertasbih demi moral
semua milik dari pencipta, dari dunia-dunianya si peramal
namun, aku mengenang dalam akalku, mengetahui bahwa aku berakal

aku mengehentikan malam, demi melihat sebuah kenangan
yang tak terhitung jumlahnya di masa lalu.

aku menghentikan malam, demi memuat tubuhmu
yang tak sepadan dengan akalku.

aku mengentikan malam, demi sebuah keniscayaan, omong kosong belaka.

Komentar

Postingan Populer