Yang Sudah Beberapa Tahun Ini

Untuk Saudaraku,

Tiga tahun atau lebih itu sebentar, memang sebentar dari pada menunggu rusaknya sepeda motormu yang (barang kali) jarang kau service tapi tetap masih awet dan setia padamu. Pernah beberapa waktu lalu berjalan melintasi kota antar kota, mungkin kurang asik rasanya atau gula kopi kita yang tak sama takarannya.

Semangatlah saudaraku,

Aku mengenalmu bukanlah seperti aku mengenal buah labu, yang warnanya abu-abu tapi isinya berwarna mentereng, jingga. Saudaraku, kau punya warna lebih dalam jiwamu. Selangkah atau berlari pun ia tak pernah pudar, malah pekat berupa malam. Utuh, jiwamu punya warna yang beribu. Tak ingatkah, kau bagikan ilmu kepada orang-orang terdekatmu. Menular jiwa warna-warnimu itu.

Ayolah saudaraku,

Ini tak bisa terus dilarutkan saudaraku. Sepaham dengan ampas kopi yang kita minum beberapa hari lalu. Kita rela kembalikan ia pada pencipta-Nya tanpa minta kembaliannya. Semoga kau tak tergusur oleh rasa dukamu, tak termakan bualan sedihmu. Hidupmu seribu tahun, pernah menulis dan mengajar. Luar biasa. Tak di bayar !

Saudaraku,

Tak mungkin diselipkan khotbah agama di sini. Karena aku ingin bercerita tentangmu saudaraku, bukan pada siapa atau mereka selain kau. Karena tujuan di sini hanya berbagi, bahwa seusiamu saat ini kau tetap dapat menjadi orang hebat dari saudara-saudaramu (aku).

Bukankah seperti itu hidup, orang-orang terdekatmu, mencari, hidup dalam tujuan, tujuan yang sama saudaraku. Hakiki dan bermanfaat buat kebaikkan.

Jangan lupa saudaraku, hidup bukan kotak, ia membentang lebar!

Dari Saudaramu

Komentar

Postingan Populer