Bencana Tuhan dan Insan

Lihat, dalam kerumunan ada jutaan ketakutan.
Mencari matahari keluar jalan, hanya karena cahaya tinggallah bintang dan bulan.

Semakin ramai dan dalam suara bising di jalan.
Telinga ini mengatakan jangan dengarkan.

Sampai telpon bergetar dan bumi telah rapuh bersandar.
Aku lihat, mama.

Orang berteriak seperti berada di pasar malam.
Bahagia atau sekedar bercanda dalam wahana permainan.

Mulut ini sudah lama rapat dalam sudut yang sempit.
Cuma ada senandung ringan, menyebutkan do’a-do’a yang pahit.

Misalnya hari ini adalah kesedihan lagi.
Maka aku telah melihat engkau dalam berjam-jam lalu.

Kursi ini telah membuat tubuh menjadi beku.
Persoalannya hanya dalam sebutan mama dan engkau.

Ada harapan kertas ini akan sampai pada tujuan.
Atau hanyut dalam genangan atau tertutup tanah yang rapat oleh batuan.

Lainnya, Ia bahkan memutuskan kembali soal percobaan.
Ketakutan menjadi syukur dalam sebuah panjatan.

Jadi dalam senyum, aku mengatakan dalam hati.
“Tuhan sudah paham”

Padang, 2 Februari 2016

Komentar

Postingan Populer