Kasak-kusuk Cinta Murtadais

Ada orang yang menanti karena hanya sebuah ajaran dan ada pula orang yang memulai lebih dulu hanya karena sebuah keterpikatan. Tentu saja, ini adalah kehidupan dan cinta antara sepasang yang penuh keberbedaan. Beberapa kenakalan remaja (cinta) orang menyebutnya, cinta sangat tidak pantas dialami oleh anak kecil bahkan ada pula yang mengatakan remaja pun sebenarnya belum layak melakukan sebuah hubungan (perasaan) cinta. Bicara cinta tentu saja juga bicara rasa (jiwa dan hati) kadang ia tumbuh begitu lamban dan kadang ia begitu subur untuk menjadi tua dan mati. Seribu ibarat cinta tersebar dan banyak yang mendefinisikannya secara unik.

“Cinta adalah ibarat membangun rumah”
“Cinta adalah tentang  keikhlasan”
“Cinta adalah pohon mati yang bisa hidup kembali berkat hujan”
“Cinta adalah buta”
“Cinta adalah cinta”

Well, itu semua adalah cinta. Bagaimana dengan kalian semua?

Dalam beberapa hubungan, kisah-kisah begitu diceritakan dengan ketentuan antara bahagia dan tidak bahagia. Seorang perempuan adalah manusia ideal dan spesial. Saya benar-benar sepakat.

Laki-laki adalah orang yang berusaha mendapatkan kesepesialan (perempuan) itu. Merunut balik awalnya kehidupan, kitapun tak tau pasti (yang terjadi) jika dinilai dari urutan sumber. Kita hanya tahu bahwa ia laki-laki, ia harus memiliki pasangannya perempuan. Ini ketetapan, hal ini akan terus menurus terjadi regenerasi (yang di luar jalur dikesampingkan dulu). 

Membahas hal ini saya juga sedikit malas. Tapi yang membuat saya tertarik adalah saya pun yakin cepat atau lambat akan merasakan ini juga. Sebagian orang mengatakan, cinta akan membuat akal sehat kita tak akan berfungsi sebagaimana layaknya berfikir logis. Semua di dasari oleh cinta. Oh My God. Benarkah seperti itu?

Dalam keseharian kita menjalani hidup seakan ada sesuatu yang tak berjalan, yang padahal kita tahu hidup ini tak menunggu kamu jatuh cinta dulu. Menariknya mereka yang jatuh cinta sering kehilangan untuk berfikir secara rasional. Oh c’mon.

Begitu peliknya, ia yang tak tahu tentang bagaimana memulai sebuah hubungan cinta. Dalam berbagai permasalahan yang paling sering saya jumpai adalah pandangan negatif terhadap diri sendiri. (Maaf, saya hanya mengamati bukan tempat untuk curhat. Jika anda tertarik curhat ke saya tentang hubungan asmara anda. Sekali lagi, saya mohon maaf. Walaupun secara kepepet saya pernah mendengar beberapa curhatan teman-teman saya, namun hal itu saya anggap sebagai sebuah kebodohan yang sesat). 

Ketika seseorang mulai jatuh cinta, paling tidak ia lebih mengenal dirinya dan paling banyak tahu tentang keburukannya sendiri. Nah, disaat sudah menjadi sebuah pasangan, keburukan ini bakan tak terlihat lagi. Ia bahkan tertinggal jauh dari ego pribadi. Untung jika kau menemukan orang yang ingin memulai hubungan dengan mencoba perlahan merubah keburukannya menjadi sebuah kebaikkan dan memulai hubungan dengan menyisakan keburukan yang tak mampu ia selesaikan. Karena (perlu dicatat) beberapa hal tentang keburukan tak akan bisa dirubah kecuali secara bersama-sama.

Mungkin saja akan sangat langka seseorang seperti itu (yang mau!). Kalau dilihat lagi perempuan dan laki-laki adalah manusia yang memang benar, saling membutuhkan. Karena cinta tadi, ia bersukarela membantu atau melakukan sesuatu hal. Ini akan berulang-ulang terjadi. Jadi jangan heran ketika kalian melihat teman-teman kalian yang biasanya menulis sastra kisah-kisah kematian (jomblo ngenes kayaknya nih orang), berubah haluan merangkai kata sedemikian rupa, puitis dan penuh tentang perasaan di hati. Karena hanya demi. Ya, hanya!

Maklumi saja. Sekali lagi maklumi saja. Biarkan iya berhalusinasi sampai overdosis tentang cinta. Kasian, fakir asmara. Ia tak memiliki penginapan asmaranya. Cuihh.

Apa lagi ya?

Tidak usah terlalu milih-milihlah, sederhananya manusia itu satu paket tentang kebaikan dan keburukan. Kalau tetep mau yang sempurna, harganya Rp. 18.500 bungkus besar. Hoalah.....

Jadi, beberapa pertanyaan dari saya (sok)!
  1. Apakah manusia yang memperbudak cinta atau cinta memperbudak manusia?
  2. Bagaimana cinta bereaksi kepada manusia?
  3. Bukankah manusia adalah makhluk istimewa dibanding makhluk lain karena akalnya, kenapa keistimewaan ini tidak bisa ‘berkuasa’ dibandingkan cinta?
  4. Lalu di mana perempuan pendamping hidup saya (si penulis)?
Silahkan jadikan PR, yang bisa jawab langsung saya traktir (masih rahasia).

Catatan :
  • Pertanyaan yang tulisannya bewarna hitam tak perlu dijawab, itu bukan tugas kalian. Itu tugas-Nya! (Sengaja aja dibuat biar tidak ada yang benar semua)

Komentar

Postingan Populer